Kalau lo cari pemain bola Inggris yang bisa nyatuin vibe “main di Champions League” dan “nongkrong di pub lokal,” ya itu Jack Grealish. Dia pemain yang bisa ngedribble dua bek di sisi kiri, lalu besoknya viral gara-gara nyanyi di parade juara.
Tapi di balik semua spotlight dan meme, Grealish itu pemain yang sebenernya punya skill teknis kelas atas. Dan meskipun kariernya naik turun, dia udah buktiin kalau dia bisa bersaing di level elite, meski tetap jadi diri sendiri.

Awal Mula: Ikon dari Villa Park
Jack Peter Grealish lahir di Birmingham, 10 September 1995. Dia gabung akademi Aston Villa sejak umur 6 tahun. Gak pindah-pindah, gak tergoda akademi klub besar — loyalitasnya udah kelihatan sejak dini.
Debut seniornya datang tahun 2014, dan dari situ dia langsung jadi anak emas Villa. Tapi karier awalnya gak langsung mulus. Dia sempat kena kritik karena gaya hidup, pesta, bahkan insiden tidur di jalanan waktu liburan. Tapi di lapangan, semua tahu: Grealish punya magic.
Gaya Main: Santai Tapi Bikin Lawan Tegang
Lo gak bisa ngebahas Grealish tanpa ngomongin dribble-nya. Dia bukan pemain tercepat, tapi cara dia ngebawa bola itu hipnotis. Gaya dribble-nya slow-mo, sambil ngelepas bek satu-satu. Sering banget dapet pelanggaran—bahkan sempat jadi pemain paling banyak dilanggar di Premier League.
Posisi utamanya di kiri, tapi dia sering cut inside dan buka ruang buat overlapping fullback. Selain dribble, dia juga punya visi passing yang underrated. Banyak yang liat dia buat aksi individual, padahal dia sering banget ciptain peluang dari half-space yang sempit.
Dan satu hal yang khas: betis gede, kaos kaki pendek. Itu bukan gaya doang—itu ciri khas yang jadi brand dia.
Manchester City: Transfer Mahal, Ekspektasi Besar
Tahun 2021, Grealish pindah ke Manchester City dengan mahar £100 juta, jadi pemain Inggris termahal saat itu. Ekspektasinya? Gila-gilaan. Tapi musim pertamanya gak segila harapan.
Dia sering kena kritik karena kurang produktif (cuma 3 gol di Premier League), dan banyak yang bilang dia “ngilang” di sistem Pep Guardiola. Tapi tenang—ini bukan cerita gagal. Grealish pelan-pelan belajar adaptasi.
Musim 2022/23, dia balik dengan performa lebih solid. Bukan sekadar flashy, dia lebih ngerti sistem Pep: pressing, jaga posisi, main aman tapi efisien. Dia bukan lagi pemain highlight doang—dia jadi bagian dari mesin.
Dan yang paling penting: dia ikut bawa City juara treble (Premier League, FA Cup, dan Liga Champions). Dari pemain yang diragukan, dia jadi bagian sejarah klub.
Gaya Hidup & Popularitas: Between Rockstar & Role Model
Grealish bukan tipe pemain yang 100% steril dari media. Dia suka tampil, suka pesta, suka jadi meme. Waktu City juara Liga Champions, dia literally keliling Eropa sambil nyanyi dan joget. Tapi yang menarik, dia tetap punya citra yang disukai publik—bukan bad boy, tapi lebih ke “pemain jujur yang tetap jadi manusia.”
Brand-nya kuat banget. Dia jadi wajah iklan untuk Gucci, EA Sports, dan banyak sponsor lain. Tapi sampai sekarang, dia tetap dikenal humble, gak banyak omong, dan punya hubungan dekat sama fans.
Orang suka karena dia relatable: jago, tapi tetap santai.
Timnas Inggris: Bintang Rotasi yang Dicintai Fans
Di timnas Inggris, Grealish belum pernah jadi starter utama 100%. Gareth Southgate lebih sering pakai dia sebagai impact sub. Tapi setiap dia main, fans langsung hype. Karena dia tipe pemain yang bisa ubah arah pertandingan—entah lewat assist, dribble, atau cuma ngegoyang pertahanan.
Dia sempat jadi bagian penting di Euro 2020, bantu Inggris sampai final. Dan sekarang pun, dia tetap masuk skuad, meski kadang dikritik karena kurang “defensif.”
Faktanya? Inggris punya banyak winger hebat, tapi Grealish tetap beda. Dia bawa warna yang gak semua pemain punya—spontanitas, improvisasi, dan keberanian nyoba hal gila.
Kesimpulan
Jack Grealish adalah pemain dengan cerita unik: dia bukan pemain “paling disiplin secara textbook,” tapi dia tetap sukses di level tertinggi. Dia buktiin bahwa jadi diri sendiri, sambil belajar adaptasi, bisa bawa lo jauh.
Dari Aston Villa yang dibela sejak kecil, sampai ke Etihad bareng Guardiola dan juara Liga Champions, Grealish udah tulis kisah yang beda dari banyak pemain Inggris. Dan selama dia masih di lapangan, lo gak pernah tahu kapan magic-nya bakal keluar.